Beberapa waktu ini, aku merasakan perubahan dalam diriku. Dulu, aku suka berbicara dan berbagi banyak hal. Namun, sekarang rasanya energiku untuk berbicara semakin sedikit. Setelah merenung, aku menemukan beberapa alasan yang mungkin bisa menjelaskan perasaan ini. Aku tidak tahu apakah ini jawabannya, tapi mungkin ada sesuatu yang bisa kita pelajari dari perasaan ini.

Alasan #1 - Merasa Tidak Dipahami oleh Orang Lain

Kadang, kita memilih diam karena ada badai di dalam diri yang tak seorang pun tahu. Kita mungkin pernah berbagi perasaan dengan seseorang, namun tanpa mendapatkan empati atau pemahaman yang diharapkan. Akhirnya, kita hanya bisa mengangkat bahu dan memilih menyimpan semuanya sendiri.

Alasan #2 - Mengalami Perubahan Diri

Manusia memang dirancang untuk berkembang. Di fase tertentu, kita mungkin butuh waktu sendiri, mengambil jarak dari orang lain, untuk merenung dan menemukan arah baru. Ada kalanya juga, saat kita menjalani perjalanan spiritual atau introspeksi diri, kesunyian menjadi tempat ternyaman.

Para biksu, misalnya, memilih untuk tetap diam karena itu memberi mereka kejernihan pikiran dan membantu mereka terhubung dengan kesadaran yang lebih tinggi. Mungkin pikiran kita juga sedang butuh ketenangan yang mendalam, dan inilah yang membuat kita menghindari percakapan yang terasa tidak perlu.

Alasan #3 - Kehilangan Makna Hidup

Apakah kamu merasa keberadaanmu tidak berarti? Kurangnya tujuan atau makna dalam hidup bisa membuat kita merasa hampa dan tak berdaya. Kita bisa merasakan kekosongan emosional yang membuat percakapan dan koneksi dengan orang lain terasa semakin sulit.

Alasan #4 - Belum Menemukan Orang yang Sejalan

Mungkin kita dikelilingi oleh orang-orang yang tidak memiliki minat, nilai, atau energi yang sama. Ketika kita merasa tidak “nyambung” dengan mereka, hal ini bisa menciptakan jarak dan membuat kita sulit memulai pembicaraan.

Alasan #5 - Banyak Hal yang Berjalan di Pikiran

Adakah beban yang membuat hatimu berat? Memerangi konflik dalam keheningan, tanpa teman berbagi, sering kali membuat kita lebih memilih menjadi pendiam. Mungkin kita merasa nyaman menghadapi masalah sendiri, atau butuh waktu tenang untuk memproses emosi dan pikiran.


Mungkin alasan ini belum sepenuhnya menjelaskan apa yang kita rasakan, tapi aku yakin bahwa proses menemukan jawaban ini penting untuk mengenali diri lebih dalam. Jika perasaan ini terus mengganggu, berbicara dengan terapis bisa menjadi cara untuk mengurai pikiran dan membersihkan kekusutan di dalam diri.

Aku berharap kita menemukan kembali semangat dalam diri kita yang dulu bersinar terang, seperti burung kecil yang selalu bernyanyi gembira. 

Related Posts